Al-Quran dan Kandungannya Menambah Kearifan Kita
Rafi’ bin Haritsah dan Sallam bin Miskham dan Malik bin saif dan Rafi’ bin Huraymila mendatangi Rasulullah dan berkata, “Apakah kamu mengatakan bahwa kamu mengikuti agama Ibrahim dan percaya kepada Taurat yang telah kami punyai dan yaqini bahwa itu merupakan kebenaran dari Allah?” Beliau SAW menjawab, “Tentu, tetapi kalian telah berdosa dan melanggar perjanjian yang terkandung di dalamnya dan menyembunyikan apa yang diperintahkan kepadamu untuk memberi penjelasan kepada manusia, dan aku tidak ikut campur dalam dosa-dosamu.” Mereka berkata, “Kami bertahan dengan apa yang kami miliki. Kami hidup berdasarkan petunjuk dan kebenaran dan kami tidak mempercayaimu dan tentu tidak akan mengikutimu.” Maka Allah berfirman yang berarti:
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. (QS. Al-Maidah: 68)
Ahli kitab, yaitu Yahudi dan Nashoro, tidaklah dapat dikatakan berpegang kepada Dinullah, kecuali jika mereka mau menjalankan Taurat yang asli, kemudian menjalankan Injil yang asli, kemudian menjalankan Al-Qur`an.
Taurat yang asli berisi aqidah yang dianut oleh seluruh Nabi sejak zaman Nabi Adam, yaitu beriman kepada Allah yang esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan satu apa pun; dan juga berisi syari’at yang dibawa olleh Nabi Musa dari Allah.
Injil yang asli berisi firman Allah, dan bukan karangan manusia. Injil yang asli mengajarkan aqidah yang sama dengan Taurat, yaitu mengesakan Allah. Mengesakan Allah itu adalah jalan yang lurus, sedangkan menyekutukan-Nya adalah jalan yang sesat. Injil yang asli juga berisi syari’at yang dibawa oleh Nabi Isa yang tidak jauh berbeda dengan syari’at yang di bawa Nabi Musa, kecuali dalam beberapa hal tertentu.
Kita mengetahui bahwa aqidah para Nabi itu sama, yaitu Tauhid. Namun syari’at yang mereka bawa terkadang berbeda. Kita telah mengetahui bahwa para Nabi juga mengajarkan shalat. Tetapi kayfiat/cara sholat dan waktu sholat mereka berbeda-beda. Adapun Nabi Isa sering sholat di bukit zaitun dan bersujud dalam sholatnya. Para Nabi juga mengajarkan puasa. Adapun Nabi Daud dan kaumnya berpuasa sehari dan berbuka sehari sepanjang tahun. Lain lagi waktu puasa bagi kaum dan Nabi yang lainnya. Maka syari’at itu berlaku bagi suatu kaum hingga datang Nabi Allah berikutnya yang mengajarkan syari’at yang baru. Para Nabi juga mengajarkan zakat dan shodaqoh. Dalam Taurat, zakat itu 10% dari penghasilan. Hal ini masih dilanjutkan oleh Nashrani pengamal ‘perjanjian baru’ yang mana ‘perjanjian baru’ itu diklaim menghapus ‘perjanjian lama’ yang merupakan hukum kutuk. Namun Gereja melihat betapa besar keuntungan Gereja bila hukum kutuk yang satu ini tetap dijalankan. Mereka menghapus sebagian besar hukum Taurat dan mengambil apa yang menguntungkan para pemuka agama. Padahal Nabi Isa menetapkan sebagian besar hukum Taurat dan hanya mengubah sebagian kecil saja, yaitu melunakkan hukum yang terlalu berat bagi kaumnya yang hanya cocok bagi kaum Nabi Musa yang memang keras hati.
Adapun Al-Qur`an diturunkan sebagai hukum yang sempurna, yang menyempurnakan hukum-hukum sebelumnya yang terdapat dalam Taurat dan Injil. Inilah ‘Perjanjian Terakhir’ yang dibawa oleh Nabi terakhir yang telah dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya. Setelah beliau SAW, tak ada lagi Nabi dan tak ada lagi Rasul yang diutus. Bahkan Isa putera Maryam diturunkan kelak bukan sebagai Nabi atau pun Rasul yang membawa ajaran baru, dan tidak pula beliau menentang Al-Qur`an, tetapi beliau turun sebagai ummat Nabi Muhammad SAW dan menghakimi dengan berdasarkan kepada Al-Qur`an dan Hadits. Begitulah perjanjian yang diambil dari para Nabi.
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”. (QS. Ali Imran: 81)
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israel dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus”. [QS. Al-Maidah:12]
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka (yang tidak berkhianat), sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [QS. Al-Maidah: 13]
Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. [QS. Al-Maidah: 70]
Kaum Yahudi terkenal akan kekafiran/keingkaran mereka kepada Allah. Di antara daftar kejahatan dan kekafiran mereka adalah mengubah kitab Allah, mengingkari para Nabi, membunuh para Nabi, dan mengubah hukum Allah. Turunnya Al-Qur`an menambah daftar keingkaran mereka. Banyak dari kaum Yahudi yang mengingkari Al-Qur`an. Maka bertambah-tambahlah kekafiran/keingkaran mereka kepada Allah. Turunnya Injil dan Al-Qur`an ternyata tidak membuat mereka beriman kepada Allah, justeru sebaliknya mereka bertambah kafir, mereka berusaha membunuh Nabi Isa bin Maryam dan mengingkari Al-Qur`an.
Demikianlah makna dari “Al-Qur`n itu menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka”. Namun orang-orang sesat yang mengikuti pemuka-pemuka yang sesat telah salah memahami ayat ini karena kebodohan dan lemahnya aqal mereka.
Mereka tidak dapat dikatakan beriman, mereka tetap di dalam kekafiran/keingkaran selama mereka ingkar kepada Al-Qur`an. Jika mereka memang benar beriman kepada Allah, maka mereka akan beriman kepada Al-Qur`an. Namun mereka adalah orang-orang yang kafir dan bertambahlah kekafiran mereka kepada Allah dengan ingkarnya mereka kepada Al-Qur`an.
Dan di antara manusia ada yang berkata, “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”. Allah telah mengambil perjanjian dari sebagian mereka, tetapi mereka sengaja melupakan sebahagian dari perjanjian itu.
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Allah, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti apa yang berkenan bagi Allah ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan lurus.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam”. Maka siapakah gerangan yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya? Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih sendiri berkata, “Hai Bani Israel, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, Ilahku dan Ilahmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.
Yohanes 20:17 Yesus berkata, “Sekarang aku akan pergi kepada Bapaku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu.”
Nu’man bin Adho dan Bahri bin Amru pernah mendatangi Rasulullah dan
beliau mengajak mereka untuk mematuhi Allah dan memperingatkan mereka
atas balasan-Nya. Mereka menjawab, “Kamu tak akan bisa menakut-nakuti
kami, Muhammad. Kami adalah putera-putera dan kekasih-kekasih Allah.”
Maka Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 18 yang berarti:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak
Allah dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah (wahai Muhammad): “Maka
mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah
anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia
(biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi
siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara
keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).
Begitulah Bani Israil, mereka merasa diri mereka tinggi dan merasa sebagai anak-anak dan kekasih-kekasih Allah. Dan mereka tidak rela jika kerajaan Allah itu diambil dari mereka dan diberikan kepada Bani Ismail yang mereka anggap sebagai budak. Mereka tak rela jika Bani Ismail, yang mereka sangkal sebagai keturunan Ibrahim itu, menjadi bangsa yang dijanjikan Tuhan, di mana dari bangsa itulah dibangkitkan sang Nabi terakhir yang dijanjikan. Padahal mengenai hal ini telah diberitakan oleh para Nabi sebelumnya, bahkan tercatat pada kitab mereka. Namun setelah datang Nabi itu, mereka pun mengingkarinya.
Matius 21:42 Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari sisi Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Matius 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
Dan setelah datang kepada mereka Al Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. [QS. Al-Baqarah: 89]
Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah yang memberitakan tentang kedatangan sang Rasul). [QS. Al-Baqarah: 101]
In : PENGETAHUAN ISLAM